Sekarang. ID
Beranda Makna Arti Open Marriage: Pernikahan di mana kedua pasangan setuju untuk tidak membatasi hubungan seksual Hanya di Antara Mereka

Arti Open Marriage: Pernikahan di mana kedua pasangan setuju untuk tidak membatasi hubungan seksual Hanya di Antara Mereka

Sekarang – Dalam beberapa tahun terakhir, istilah “open marriage” atau pernikahan terbuka menjadi semakin sering dibicarakan. Bagi sebagian orang, konsep ini mungkin masih asing atau bahkan menimbulkan pertanyaan besar. Apa sebenarnya arti open marriage? Mengapa beberapa pasangan memilih jalur ini? Dan apakah ini benar-benar dapat berfungsi dalam sebuah hubungan?

Apa Itu Open Marriage?

Open marriage adalah jenis hubungan pernikahan di mana kedua pasangan setuju untuk tidak membatasi hubungan romantis atau seksual hanya di antara mereka. Dalam pengaturan ini, pasangan dapat mencari hubungan di luar pernikahan mereka, dengan persetujuan satu sama lain. Hal ini tentu berbeda dengan konsep monogami yang tradisional, di mana kesetiaan secara eksklusif antara dua orang menjadi fondasi utama hubungan.

Penting untuk dipahami bahwa open marriage bukanlah “jalan keluar” bagi orang-orang yang tidak puas dalam pernikahan mereka. Sebaliknya, ini adalah kesepakatan yang diambil secara sadar dan sukarela oleh kedua belah pihak. Pasangan dalam pernikahan terbuka biasanya memiliki komunikasi yang sangat baik dan kepercayaan yang kuat satu sama lain. Mereka setuju untuk menjelajahi hubungan lain dengan batasan dan aturan yang jelas.

Mengapa Pasangan Memilih Open Marriage?

Ada banyak alasan mengapa pasangan memilih untuk menjalani pernikahan terbuka. Beberapa di antaranya mungkin karena:

  1. Keinginan untuk Eksplorasi: Beberapa orang merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya mengekspresikan diri mereka dalam hubungan monogami. Mereka mungkin merasa terbatas atau terjebak, dan open marriage memberi mereka kesempatan untuk mengeksplorasi hubungan lain tanpa harus meninggalkan pasangan utama mereka.
  2. Menghadapi Perbedaan Kebutuhan Seksual: Setiap individu memiliki kebutuhan seksual yang berbeda. Dalam beberapa kasus, salah satu pasangan mungkin memiliki hasrat yang lebih tinggi atau minat pada praktik seksual yang berbeda. Dalam situasi seperti ini, open marriage dapat menjadi solusi di mana kedua belah pihak merasa puas tanpa menekan kebutuhan atau keinginan satu sama lain.
  3. Pertumbuhan Pribadi dan Hubungan: Bagi beberapa orang, terlibat dalam hubungan lain di luar pernikahan utama mereka dapat membantu mereka tumbuh secara pribadi. Mereka mungkin belajar lebih banyak tentang diri mereka sendiri dan apa yang mereka inginkan dari sebuah hubungan, yang pada gilirannya dapat memperkuat hubungan utama mereka.
  4. Menghindari Kebosanan dalam Pernikahan: Monogami yang berlangsung selama bertahun-tahun dapat menyebabkan kebosanan bagi beberapa pasangan. Open marriage dapat memberikan “kesegaran” dalam hubungan, karena pasangan memiliki kesempatan untuk merasakan kembali sensasi hubungan baru tanpa harus mengakhiri pernikahan mereka.

Tantangan dalam Open Marriage

Meskipun open marriage menawarkan sejumlah keuntungan bagi pasangan yang memilihnya, konsep ini tentu saja tidak bebas dari tantangan. Beberapa di antaranya termasuk:

  1. Kecemburuan: Ini adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh pasangan dalam pernikahan terbuka. Meski telah setuju untuk menjalani hubungan di luar pernikahan, rasa cemburu bisa muncul. Penting untuk memiliki komunikasi terbuka dan jujur untuk mengatasi perasaan ini.
  2. Komunikasi yang Kompleks: Dalam pernikahan terbuka, komunikasi menjadi elemen kunci. Pasangan harus terbuka tentang apa yang mereka lakukan, dengan siapa mereka berhubungan, dan bagaimana perasaan mereka tentang itu. Kurangnya komunikasi dapat menyebabkan kesalahpahaman dan ketidakpercayaan.
  3. Potensi Hilangnya Fokus pada Hubungan Utama: Dengan adanya hubungan di luar pernikahan, ada risiko bahwa salah satu atau kedua pasangan bisa kehilangan fokus pada hubungan utama mereka. Ini dapat menyebabkan perasaan diabaikan atau diabaikan, yang pada akhirnya bisa merusak pernikahan.
  4. Stigma Sosial: Di banyak budaya, pernikahan terbuka masih dianggap tabu. Pasangan yang memilih jalur ini mungkin menghadapi penilaian atau kritik dari keluarga, teman, atau masyarakat secara umum. Ini bisa menjadi sumber stres tambahan yang perlu diatasi.

Bagaimana Menjalani Open Marriage yang Sukses?

Jika Anda dan pasangan mempertimbangkan untuk menjalani open marriage, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk memastikan hubungan Anda tetap kuat dan sehat:

  1. Tetapkan Aturan dan Batasan yang Jelas: Sebelum memulai, sangat penting untuk mendiskusikan dan menetapkan aturan yang jelas. Misalnya, apakah ada batasan pada seberapa sering atau seberapa jauh Anda bisa terlibat dengan orang lain? Apakah ada orang tertentu yang dilarang untuk diajak berhubungan? Aturan ini harus disepakati bersama dan dihormati.
  2. Jaga Komunikasi Terbuka: Komunikasi adalah kunci utama dalam pernikahan terbuka. Pastikan Anda dan pasangan selalu jujur satu sama lain tentang perasaan dan kebutuhan Anda. Jangan ragu untuk mengungkapkan jika ada sesuatu yang mengganggu atau membuat Anda merasa tidak nyaman.
  3. Prioritaskan Hubungan Utama Anda: Meski Anda mungkin memiliki hubungan lain di luar pernikahan, hubungan utama Anda tetap menjadi prioritas. Luangkan waktu untuk berdua, dan pastikan Anda tetap memperhatikan kebutuhan dan keinginan pasangan Anda.
  4. Siap Menghadapi Tantangan: Seperti halnya bentuk hubungan lainnya, pernikahan terbuka juga memiliki tantangan. Penting untuk siap menghadapi dan mengatasi masalah yang muncul, baik itu kecemburuan, ketidakpercayaan, atau tantangan lainnya.

Kesimpulan

Arti open marriage bukan sekadar “izin” untuk berselingkuh, melainkan sebuah bentuk hubungan yang menuntut kejujuran, komunikasi, dan komitmen yang tinggi. Bagi pasangan yang memilih jalur ini, open marriage bisa menjadi cara untuk memperkaya hubungan mereka dan memberikan kebebasan yang mungkin tidak bisa ditemukan dalam pernikahan monogami tradisional.

Komentar
Bagikan:

Iklan