Sekarang. ID
Home Pendidikan Mengungkap Makna Mendalam di Balik Kiasan “Menaruh Arang di Muka”

Mengungkap Makna Mendalam di Balik Kiasan “Menaruh Arang di Muka”

Kiasan “jika aib itu terbuka maka sama saja dengan menaruh arang di muka” merupakan ungkapan yang menggambarkan betapa besar rasa malu atau kerugian yang dirasakan seseorang ketika kesalahan, keburukan, atau rahasia pribadinya diketahui oleh orang lain. Arang di muka adalah simbol noda hitam yang tampak jelas dan mencolok, sehingga menaruh arang di wajah menggambarkan keadaan seseorang yang tidak bisa lagi menutupi rasa malu karena aibnya sudah terungkap di depan umum. Dalam konteks kehidupan sosial, kiasan ini bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga refleksi bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, terutama ketika berkaitan dengan kehormatan dan integritas diri.

Makna dari kiasan ini mengarah pada kondisi ketika seseorang kehilangan reputasi akibat aib yang terbongkar. Kehilangan kehormatan sering kali lebih berat daripada kesalahan itu sendiri, karena pandangan masyarakat dapat memberi tekanan yang besar. Arang sebagai simbol kotoran menandakan bahwa aib yang tersebar luas dapat mencoreng citra seseorang dan membuatnya sulit memulihkan kepercayaan orang lain. Karena itu, kiasan ini juga mengandung pesan moral agar setiap individu berhati-hati dalam bertindak, menjaga diri, serta berusaha hidup dengan jujur sehingga tidak menimbulkan masalah yang pada akhirnya mempermalukan diri sendiri.

Jika Aib Itu Terbuka Maka Sama Saja Menaruh Arang Dimuka Makna Kiasan Tersebut Adalah 539800330.jpg

Di sisi lain, ungkapan ini mengingatkan bahwa membuka aib orang lain juga memiliki dampak buruk, bukan hanya bagi korban tetapi juga bagi pelakunya. Banyak budaya, termasuk budaya Indonesia, mengajarkan pentingnya menjaga rahasia dan martabat sesama, karena mempermalukan orang lain secara sengaja—meskipun mereka bersalah—tetap dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji. Maka, kiasan ini tidak hanya memberikan peringatan bagi orang yang menyimpan kesalahan, tetapi juga bagi siapa pun untuk bersikap bijak sebelum menyebarkan atau memperbesar masalah yang melibatkan seseorang.

Pada akhirnya, kiasan “menaruh arang di muka” mengajarkan nilai kehati-hatian, integritas, dan rasa hormat dalam kehidupan sosial. Ungkapan ini menjadi pengingat bahwa menjaga perilaku dan bertindak sesuai norma akan melindungi kita dari rasa malu yang tidak perlu. Sementara itu, menjaga privasi dan aib orang lain adalah bentuk empati yang menciptakan hubungan sosial yang lebih sehat. Dari peribahasa ini, kita belajar bahwa kehormatan adalah aset penting yang harus dijaga, dan setiap tindakan, sekecil apa pun, dapat memberikan dampak besar bagi reputasi diri maupun orang lain.

Gabung ke Channel Whatsapp Untuk Informasi Sekolah dan Tunjangan Guru

GABUNG
Comment
Share:

Ad